Wonder Club world wonders pyramid logo
×

Reviews for The role of the World Trade Organization in global governance

 The role of the World Trade Organization in global governance magazine reviews

The average rating for The role of the World Trade Organization in global governance based on 4 reviews is 3 stars.has a rating of 3 stars

Review # 1 was written on 2007-08-28 00:00:00
0was given a rating of 3 stars Craig Cassidy
Buku yang meledak-ledak, lugas dan garang dalam membuktikan bahwa globalisasi dan pasar bebas sbg upaya peningkatan taraf ekonomi negara berkembang hanyalah mitos. Keduanya justru adalah alat kolonialisasi modern negara Barat dalam menguras kekayaan negara berkembang. Ditulis seorang pemenang Nobel Ekonomi--saya benar-benar setuju :)-- secara blak-blakan buku ini mengupas tajam betapa meski sistem ekonomi saat ini terlihat canggih, modern, dan maju, tersimpan borok-borok keserakahan yang menggerogoti hak-hak kesejahteraan orang lain. Tingkah ketamakan segelintir orang telah menyebabkan satu negara diliputi kekacauan tak berkesudahan. Bisa kita lihat bahwa sekarang, ketamakan orang sudah melampaui batas definisi kata 'tamak' itu sendiri. Karena ingin menguasai sumber daya alam negara lain, negara maju rela membantai negara lain. Nilai moral ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia disempitkan maknanya hanya untuk kesejahteraan si Kuat. cara-cara kotor seperti penipuan dan bahkan perang dilakukan demi menguasai ekonomi suatu negara. Di sisi lain, sistem perekonomian modern nyaris mendekati titik nadir. Sebagaimana diberitan media, penyebab krisis finansial sekarang diakibatkan para spekulan yang secara rakus mengeksploitasi ekonomi. Siapa menduga perusahaan finansial sekelas Lehmann Brothers dan Merrill Lynch yang menjadi legenda dan ikon terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan uang kini bangkrut secara dramatis (ML mungkin belum, tapi tanda-tanda kebangkrutannya kian mendekati). Sebuah contoh nyata sekaligus mengerikan dari kombinasi kerakusan korporasi, skandal akuntansi, hasutan publik, penipuan perbankan, deregulasi, dan kebusukan pasar bebas. T.T Semua membuktikan bahwa betapa rapuhnya ekonomi modern sekarang. Seperti kertas yang terbakar, tampak utuh, tapi begitu rapuh dan diselimuti jelaga. Bagi yang tidak terbiasa membaca buku ekonomi, tak perlu khawatir, buku ini ditulis secara populer. Pembaca awam, seperti saya, dapat menikmati buku ini tanpa perlu dipusingkan istilah-istilah ekonomi. Sebagai informasi, si pengarang, Stiglitz, sudah terkenal sbg ekonom kawakan yang blak-blakan mencela kebobrokan ekonomi global. Bahkan dia beberapa kali 'dikeluarkan' (diusir tepatnya) dari sidang karena menjelek-jelekan badan semacam IMF di forum sidang. Yah, buku ini bisa membuka mata kita, bahwa kita hidup bukan di dunia yang aman dan nyaman. tapi dunia yang dipenuhi kerakusan, ketamakan, dan keserakahan. Selamat datang di Dekade Keserakahan. Mengutip pernyataan Gandhi, "Dunia dapat memenuhi semua kebutuhan manusia, tapi tidak untuk keSERAKAHannya"
Review # 2 was written on 2007-08-28 00:00:00
0was given a rating of 3 stars Shar Brannam
Buku yang meledak-ledak, lugas dan garang dalam membuktikan bahwa globalisasi dan pasar bebas sbg upaya peningkatan taraf ekonomi negara berkembang hanyalah mitos. Keduanya justru adalah alat kolonialisasi modern negara Barat dalam menguras kekayaan negara berkembang. Ditulis seorang pemenang Nobel Ekonomi--saya benar-benar setuju :)-- secara blak-blakan buku ini mengupas tajam betapa meski sistem ekonomi saat ini terlihat canggih, modern, dan maju, tersimpan borok-borok keserakahan yang menggerogoti hak-hak kesejahteraan orang lain. Tingkah ketamakan segelintir orang telah menyebabkan satu negara diliputi kekacauan tak berkesudahan. Bisa kita lihat bahwa sekarang, ketamakan orang sudah melampaui batas definisi kata 'tamak' itu sendiri. Karena ingin menguasai sumber daya alam negara lain, negara maju rela membantai negara lain. Nilai moral ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia disempitkan maknanya hanya untuk kesejahteraan si Kuat. cara-cara kotor seperti penipuan dan bahkan perang dilakukan demi menguasai ekonomi suatu negara. Di sisi lain, sistem perekonomian modern nyaris mendekati titik nadir. Sebagaimana diberitan media, penyebab krisis finansial sekarang diakibatkan para spekulan yang secara rakus mengeksploitasi ekonomi. Siapa menduga perusahaan finansial sekelas Lehmann Brothers dan Merrill Lynch yang menjadi legenda dan ikon terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan uang kini bangkrut secara dramatis (ML mungkin belum, tapi tanda-tanda kebangkrutannya kian mendekati). Sebuah contoh nyata sekaligus mengerikan dari kombinasi kerakusan korporasi, skandal akuntansi, hasutan publik, penipuan perbankan, deregulasi, dan kebusukan pasar bebas. T.T Semua membuktikan bahwa betapa rapuhnya ekonomi modern sekarang. Seperti kertas yang terbakar, tampak utuh, tapi begitu rapuh dan diselimuti jelaga. Bagi yang tidak terbiasa membaca buku ekonomi, tak perlu khawatir, buku ini ditulis secara populer. Pembaca awam, seperti saya, dapat menikmati buku ini tanpa perlu dipusingkan istilah-istilah ekonomi. Sebagai informasi, si pengarang, Stiglitz, sudah terkenal sbg ekonom kawakan yang blak-blakan mencela kebobrokan ekonomi global. Bahkan dia beberapa kali 'dikeluarkan' (diusir tepatnya) dari sidang karena menjelek-jelekan badan semacam IMF di forum sidang. Yah, buku ini bisa membuka mata kita, bahwa kita hidup bukan di dunia yang aman dan nyaman. tapi dunia yang dipenuhi kerakusan, ketamakan, dan keserakahan. Selamat datang di Dekade Keserakahan. Mengutip pernyataan Gandhi, "Dunia dapat memenuhi semua kebutuhan manusia, tapi tidak untuk keSERAKAHannya"
Review # 3 was written on 2015-06-24 00:00:00
0was given a rating of 3 stars Donna Leach
I learned a few interesting things from this book, but overall it was too polemical with too little detail about the actual events I hoped he had witnessed in his time on the Council of Economic Advisers and at the World Bank, and would share in the book. I agree with a lot of his opinions as expressed in this book, but would have preferred to learn more actual facts, and to have the opinions accompanied by more discussion of the unfolding of actual events in ways that support his opinions. The world is too complex to truly "prove" anything that way, but the only way humans can improve our understanding of the way the world works is to do our best to pay attention to what the world is doing. The discussion of "why deficit reduction worked this time" in Chapter 2 (pp 42-44) was great. Wish the book had more such nuggets.
Review # 4 was written on 2015-06-24 00:00:00
0was given a rating of 3 stars Kevin Mattingly
I learned a few interesting things from this book, but overall it was too polemical with too little detail about the actual events I hoped he had witnessed in his time on the Council of Economic Advisers and at the World Bank, and would share in the book. I agree with a lot of his opinions as expressed in this book, but would have preferred to learn more actual facts, and to have the opinions accompanied by more discussion of the unfolding of actual events in ways that support his opinions. The world is too complex to truly "prove" anything that way, but the only way humans can improve our understanding of the way the world works is to do our best to pay attention to what the world is doing. The discussion of "why deficit reduction worked this time" in Chapter 2 (pp 42-44) was great. Wish the book had more such nuggets.


Click here to write your own review.


Login

  |  

Complaints

  |  

Blog

  |  

Games

  |  

Digital Media

  |  

Souls

  |  

Obituary

  |  

Contact Us

  |  

FAQ

CAN'T FIND WHAT YOU'RE LOOKING FOR? CLICK HERE!!!