One-Pound Gospel, Volume 4 Book

(vol. 1-4 tamat)

Kisah komedi romantis antara petinju yang susah diet dengan biarawati ayu, dari sang kreator Inuyasha, Urusei Yatsura, Maison Ikkoku, dll., Rumiko Takahashi.



Sebagai salah satu komikus wanita tersukses di Jepang, karya-karya Takahashi banyak mendapat pengakuan dari segi popularitas maupun kualitas. Filosofi dan gaya ngomiknya serupa dengan Mitsuru Adachi, sesama komikus legendaris dari majalah Shounen Sunday: humoris sekaligus dramatis, ringan sekaligus menyentuh, dan bertema perjuangan seorang pemuda menggapai sang pujaan hati sekaligus berkembang di bidang yang ditekuninya. Tema yang akan langsung 'nyambung' bagi remaja cowok pada khususnya, dan juga terlihat di One Pound Gospel.



Jadi, ada perpaduan tiga unsur di komik ini: drama olahraga tinju, komedi seputar perjuangan tokoh utama mengontrol berat badan, dan asmara antara Kousaku si petinju dan Suster Angela. Dari semua itu, komedinya yang saya paling suka. Walau banyak leluconnya yang hanya berkisar satu hal (*ketidakdisiplinan Kousaku soal berat badan), saya tetap sering dibuat ngakak berkat kepintaran komikusnya menampilkan timing dialog dan tata panel yang jenaka. Misal: Kousaku digambarkan sudah bertekad "Oke! Aku akan semangat diet!", lalu halaman berikutnya tahu-tahu dia sudah nongkrong pesan ramen selepas latihan dengan tanpa dosa… haha… #relatable

Tokoh Pak Ketua sasana, yang bersimbah darah, keringat dan air mata dalam penderitaanperjuangannya melatih Kousaku, juga sering jadi sumber kekoplakan. Kadang, keseruan dan kelucuan interaksi mereka berdua mengalahkan interaksi Kousaku dan si Suster…



Bagian tinjunya memang tidak usah dibawa serius-serius amat (*apalagi bagian religinya yang fungsinya lebih sebagai bahan candaan). Tidak banyak adu jurus atau duel epik macam di Hajime no Ippo, tapi bukan berarti perjuangan Kousaku tidak mengena. Walau banyak bagian konyolnya, komik ini lumayan berhasil menggambarkan kesulitan seorang petinju menjaga berat sesuai persyaratan kelas bertandingnya. Petinju-petinju lawan Kousaku pun dihadirkan dengan kekonyolan, ciri khas, dan motivasi mereka masing-masing.



Oke, kekurangannya… dari pertengahan volume 3 hingga tamat, rasanya tidak segereget sebelumnya. Mungkin karena mulai ada drama salah paham ndak penting khas rom-com, ditambah ending yang terkesan agak datar dan digampangkan. Tokoh Suster Angela, walau cukup efektif sebagai pemanis cerita, juga kurang berkembang sebagai individu karena 99% perannya di sini adalah sebagai sosok pendukung/yang dikejar sang protagonis cowok.

Namun secara keseluruhan, nilai komik ini memang terdongkrak karena perkembangan Kousaku sepanjang cerita. Sifat angin-anginan plus beberapa tingkahnya (main cipok tanpa lihat situasi, gampang kesengsem cewek lain) mungkin membuat dia susah disukai di awal-awal, apalagi oleh pembaca cewek masa kini, haha... tapi jujur, tokoh seperti inilah yang terasa akrab dan realistis bagi remaja cowok.



Pada akhirnya, Kousaku jadi lebih baik, dan hal ini seakan jadi pesan Takahashi-sensei ke pembacanya. Belajar berkomitmen. Berhenti berupaya hanya setengah-setengah di bidangmu. Tunjukkan kesungguhan di depan orang yang penting buatmu.

Baiklah, semangat saya pun ikut terbakar... saya juga akan berjuang!! tapi mulai minggu depan atau bulan depan saja