After the Fact: Two Countries, Four Decades, One Anthropologist Book

Memoar yang dalam baik secara personal maupun intelektual. di beberapa bagian pembandingan dua daerah yang membuat Geertz mendalami kajiannya dan kemudian dikenal di komunitas akademis sebagaimana saat ini membuat saya tidak mudah untuk mencernanya. pada bab "country" terutama. namun pada bab culture, hingga akhirnya ia menutup dengan bab modernity, semuanya terjalin utuh; memberikan gambaran otentik tentang apa yang telah ia lakukan dan apa yang layak untuk dipikir ulang, dikaji kembali apa itu "fact" yang telah ia tuangkan dalam tulisan-tulisannya. secara personal, buku ini menguraikan ingatan Geertz tentang lokasi penelitiannya, perkembangan kajiannya mulai saat ia memasuki pascasarjana hingga menekuninya sebagai profesi.

Berkesan retrospektif memang, meski Geertz di akhir buku ini lebih suka menyebutnya dengan ex-post interpretation karena baginya, "understood backward phenomena anthropologists are condemned to deal
with". Geertz memberikan detil dan latar kegiatannya di lapangan yang memperkaya pengetahuan akan konteks sejumlah buku dan tulisan yang telah ia sajikan. seperti cerita saat ia dan istrinya berada di Bali yang di tengah ketegangan Perang Dingin dan bangkitnya nasionalisme Indonesia, posisi orang asing, baik peneliti seperti dirinya atau bukan menjadi terancam. Di saat banyak orang asing kemudian memilih untuk meninggalkan Indonesia atau paling tidak memilih berada di lokasi yang terjamin keamanannya, Geertz tengan berada di sebuah desa di Bali yang pada satu kesempatan ia ditemui oleh dua orang penduduk yang saling dorong untuk menanyakan sesuatu. ketika kemudian salah satu dari dua orang itu bertanya, dialognya pun menjadi sangat "global" meski terjadi di sebuah dusun di Bali. kedua orang itu bertanya tentang kebenaran berita yang didengarnya dari RRI tentang peluncuran roket Russia. mereka bertanya kepada Geertz yang orang Amerika dan sumber beritanya adalah BBC world news. Geertz membenarkan berita yang didengar oleh dua orang itu, hingga kedua orang itu menjadi demikian yakin, dengan dasar, tidak mungkin lagi salah jika berita tentang rusia dibenarkan oleh orang amerika. Geertz menilainya, sebagai "Empiricism in action. Intercultural communication professionally effected. The Cold War in real time."

Hingga akhir buku ini, kisah tentang dunianya dan pencariannya akan "gajah" (baca" fakta) antropologis, ditutupnya dengan kalimat yang dalam bahasa alay jaman sekarang disebut co.. cwiiit, "There is not much assurance or sense of closure, not even much of a sense of knowing what it is one precisely is after, in so indefinite a quest, amid such various people, over such a diversity of times. But it is an excellent way, interesting, dismaying, useful, and amusing, to expend a life."


layak dibaca detil di saat senggang, berharap banyak menemukan so many co.. cwiiit sentences in this book!